Wednesday, December 24, 2014

Biru

                Aku bosan. Akhir-akhir ini aku lebih sering mengkhayal. Tidak penting memang. Tapi sungguh, liburan kali ini sangat membosankan. Hanya makan, membaca novel, mendengarkan lagu, mengetik cerpen yang tak kunjung selesai, menulis sesuatu di blog yang akhirnya hanya menjadi draft, membuka tumblr atau weheartit atau semua media sosial yang ku punya, dan begitu seterusnya. Sama sekali tidak ada pesan, padahal aku menunggu sebuah pesan. Percuma aku membeli pulsa kemarin, batinku.
                Aku mengirimkan pesan kepada beberapa temanku yang berisi sama: Jalan yuk. Tapi tidak ada yang membalas. Sial.
                Aku kembali pada laptopku. Scroll down tumblr. Tiba-tiba mataku tertuju pada Skype. Aku membuka Skype-ku yang sudah hampir berdebu karena jarang dipakai. Aku melihat beberapa contact yang sedang online. Cukup banyak, tapi tidak ada yang bisa diajak berbincang. Tiba-tiba mataku tertuju pada contact bernama Biru. Aku berhenti dan double click pada nama contactnya.
Aku berhenti sejenak, menarik napas.
***
                Biru. Kami tidak pernah bertemu sebelumnya. Entah aku lupa kami kenal darimana, yang jelas kami berteman di Skype. Ia keturunan Jawa dan tinggal di Singapura. Umurnya terpaut 3 tahun lebih tua denganku.
                Kami dekat. Seperti kakak dan adik. Kami sering cerita satu sama lain tentang sekolah. Tentang apa yang terjadi hari itu. Kadang kami videocall jika kami sama-sama tidak sibuk. Awalnya hanya bertatap muka, tidak ada yang memulai. Sampai pada akhirnya, ia berkata “Hai Shara”. Lalu kami berbicara tentang banyak hal.
                Pernah suatu hari, tepatnya pada tanggal 17 Januari tahun lalu ia bilang padaku “Maybe I’ll visit Indonesia on February. Kita bisa bertemu,” katanya di seberang sana. Aku sangat menunggu kehadirannya waktu itu. Sampai akhirnya, tiba bulan Februari.
                16 Februari, hari ulangtahunku. “Happy birthday sweetheart,” katanya. Aku mengucapkan terimakasih padanya. Lalu aku bertanya kapan tepatnya ia akan mengunjungi Indonesia. Ternyata ia harus ikut keluarganya mengunjungi Malaysia, sehingga membatalkan mengunjungi Indonesia. “It’s okay” kataku. Aku tidak kecewa, sama sekali tidak kecewa. “I’m sorry. Aku ingin bertemu denganmu,” katanya lagi. Kalimat itu ia ulang berkali-kali.
***
                “Hai Shara,” sapanya melalui videocall. Aku dapat melihat wajahnya yang sumringah tapi sedikit pucat waktu itu.
                “Hai Biru, are you okay?” tanyaku.
                “I’m okay, why?” mungkin ia tidak menyadari jika wajahnya sedikit pucat.
                “Wajahmu sedikit pucat, apakah kamu sakit?”
                “Tidak, aku baik-baik saja. I wanna talk to you,” kalimat yang membuat setiap pendengarnya berdebar sangat kencang, “aku mau bicara denganmu”. Bisa jadi berita baik, atau bahkan berita buruk.
                “Ya?” tanyaku sedikit gugup.
                “I love you Shara,” katanya, singkat.
                “Thank you for loving me. I love you too, as my brother,”
                “But I wanna be your boyfriend,” aku diam. Menarik napas dalam-dalam, lalu mematikan videocall. Aku sangat bingung. Tak lama, Biru mengirimkanku pesan.
                “Biru, I’m sorry. I can’t accept you as my boyfriend,” kataku menjelaskan.
                “Why?”
                “Maaf, aku sudah menganggapmu sebagai kakakku sendiri,”
                “Oh okay,” aku terdiam, tidak mengetik apapun. “Semoga kamu tidak merasakan apa yang aku rasakan, ini terlalu sakit,” lanjutnya. Apakah aku terlalu jahat untuknya?
                “I’m sorry,”  aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dadaku terasa sesak. Aku berusaha membujuknya agar ia tidak mengharapkan aku untuk menjadi pacarnya. Aku sudah bilang bahwa gadis-gadis di kampusnya lebih cantik dan baik daripada aku. Tapi ia terus berkata “I want you,” terus menerus.
                “You can block me if you want,” kataku. Ini adalah cara terakhir. Ya dia tidak akan bisa berkomunikasi denganku lagi jika ia sudah memblokir ku. Tapi ia tidak mau. Aku juga tidak tega untuk memblokirnya.
                “I’m done. Good bye Shara,” katanya.
                “Good bye Biru,” aku membalas. Kemudian tidak ada balasan lagi.
***
                Suatu hari, saat aku presentasi tugas Bahasa Indonesia di depan kelas. Ada 1 pesan Skype. “Hai,” dari Biru. Aku tersenyum. Aku kira ia sudah melupakanku, batinku. Aku membalas pesannya, berharap kami bisa seperti dulu lagi. Tapi dugaanku salah, setelah aku menjawab bagaimana kabarku ia tidak membalasnya lagi.
Sampai sekarang.
Semuanya sudah berubah. Kadang aku merindukan sosok Biru yang selalu setia mendengar keluh kesahku. Kadang aku merindukan sosok Biru yang selalu berhasil membuat moodku naik.
Tapi ternyata ia terlalu berharap lebih, dan itu menghancurkan hubungan kami.
              

Friday, December 19, 2014

1st Place

Hari ini classmeet hari terakhir dan sekolahan sepi sekali.
Cuman ada final. Gue aja masuk buat ambil undangan rapor sama ngumpulin foto.
Terus gue iseng dukung dedek-dedek emesh yang lagi tanding futsal. Heboh ga jelas gitu deh.
Udah jam 11, gue kebelet pulang. Yang lain pada kumpul di aula. Ada yang pulang juga sih. Akhirnya gue ikutan pulang.
.
.
.
.
No, gue engga pulang. Gue mampir ke McD sama Karen hehe.
Disana kita ngetawain anak cowo yang jadi obat nyamuk temennya yang lagi pacaran.
Abis itu gue buka hape. Nemu SMS dari Nisya.
Isinya begini
Yaudah deh, seneng.
Pas balik ke rumah, buka hape lagi terus connect ke wifi.
Anak kelas pada ngasih tau.
Hehe.


Hehe terimakasih temen-temen!
Makasih udah bantuin milih fotonyaa.
Makasih juga buat papa sama Ibong yang bantuin milih fotonya juga, dan akhirnya gue milih foto pilihan papa & Ibong hehe. Padahal gue ga suka sama fotonya. Tapi mah nurut apa sama yang udah pro:)
Terimakasih yaa semuanya.
Peluk & Cium.

Ini foto yang gue kumpulin



Thursday, December 18, 2014

Classmeet

Woohoo classmeet!
The best part of classmeet is you can take a photo of your crush haha kidding, but it's true.
Jadi, awalnya gue mau bolos selama classmeet. Tapi, ternyata temen-temen sekelas berkehendak lain. Tanpa persetujuan gue, mereka ngikutin gue ke lomba fotografi. Yaudah lah ya ikut aja biar mereka seneng hehe.
Kemarin (Rabu, 17 Desember 2014) hari pertama classmeet.
Awalnya ngebosenin. 
Realize that he was graduated, so I can't take photo of him.
Bingung mau foto apa.
Bingung mau foto siapa.
Alhasil jepretan yang di dapet engga ada feelnya.
Tapi itu ga lama-lama banget kok. Abis gue makan di kantin soalnya kelaparan dan kehausan, gue balik lagi ke lapangan.
And...kyaaa my moodbooster played football! Tapi kelas dia kalah haha.
Jadi ada objek foto gitu deh selain foto-fotoin crushnya temen-temen yang mesen buat difotoin.
I enjoyed that moment.
Siang-siang, abis dhuhur. Langit mendung. Anginnya ngajakin buat tidur mulu. Jadi males ke lapangan. Tapi kelas gue ada jadwal tanding. Katanya sih jam setengah 1, ternyata molor. Sampai akhirnya, hujan deres banget. Pertandingan bubar. Kelas gue ga jadi main. Gue pulang hujan-hujan. Okay sekian.
Hari ini, classmeet hari kedua, gue engga masuk. Dengan alasan nyetak foto.
Besok, gue masuk buat ngumpulin foto. Engga berharap terlalu tinggi juga sih, lagian gue bersyukur banget udah dapet foto banyakkk yang bisa bikin naikin mood gue kalo bete hehe.
So, ini sebagian foto yang gue ambil.





Fav this photo!


Jabir, Rafif, Dita, Ima, Tatak, Kelik

XI MIA 3 (uncomplete)

Tuesday, December 16, 2014

Secret Admirer

                “Hey! Ngelamun aja lo, Din” Devi menepuk pundakku dari belakang, kemudian duduk di depanku. “Pasti lagi dengerin suaranya Nanda ya?” Aku langusung menutup mulut Devi.
                “Apasih Dev. Kalo ada yang denger gimana?” Nanda adalah kakak kelasku di sekolah. Sekarang ia kelas 12. Aku menyukainya sejak awal. Maksudku, aku suka dengan suaranya yang merdu dan membuat pendengarnya meleleh.
                “Kenapa lo ga ngaku aja kalo lo yang sering ask dia di askfm pake nama Puput itu?” iya, sejak aku mendengar suaranya aku menjadi penggemar rahasianya Nanda. Mulai dari stalk personal akunnya, mendownload semua lagu yang dia upload ke Soundcloud, hingga membuat akun palsu agar bisa menanyainya lewat askfm. Pertanyaan tidak penting sebenarnya, tapi semua informasi tentang dia sangatlah penting buatku.
                “Kalo dia tau gue, terus dia ilfil sama gue gimana?”
                “Seenggaknya lo udah ngaku, Din”
                “Tunggu dia lulus deh, baru gue ngaku hehe,”
                “Terserah lo deh,”
***
                Hari ini adalah pensi sekolah. Sungguh, aku tidak semangat untuk datang. Tapi Devi terus memaksaku datang agar bisa memotret pujaan hatinya yang bakal perform di pensi nanti.
                “Dinda! Kudu dateng yaa, tolong fotoin Sammy nanti. Gue jemput deh kalo lo mager, gimana?” rayunya dari seberang sana saat 1 jam lagi pensi akan di mulai.
                “Males Dev. Lagian lo bisa minta tolong Dimas buat fotoin Sammy kan? Kenapa harus gue?”
                “Soalnya Nanda juga bakal perform nanti! Jadi lo kudu liat! 15 menit lagi gue jemput,”
Aku langsung mengambil handuk kemudian mandi. Rasanya semangat sekali melihat Nanda nyanyi secara live. Setelah mandi, aku memilih baju dan berdandan seadanya. Aku mengambil handphoneku dan membuka askfm kemudian membuka profil Nanda.
Good luck for your performance on pensi.
Send.
Tak lama, Devi sudah memanggilku dari depan rumah. Suaranya yang sangat khas sangat mudah di kenali. Aku langsung menuju keluar rumah.
                “Cantik amat mbak yang mau liat idolanya perform,” goda Devi.
                “Apasih Dev, yaudah yuk berangkat,” aku langsung mengenakan helmku.
                “Tadi mah males-malesan hahaha,” aku langsung memukul lengan Devi. “Udah jalan aja Dev,”
***
`               Setelah bandnya Sammy, Devi menghilang. Padahal seingatku ia berada di sebelahku teriak-teriak memanggil nama Sammy. Aku mencoba keluar dari kerumunan orang-orang yang memadati depan panggung untuk membeli minuman yang di jual di salah satu stand di bazar.
                “Orange juice 1 ya mbak,” kataku.
                “Ice coffee latte 1 mbak,” kata seseorang di sebelahku. Aku sangat mengenali suaranya. Suara yang aku dengarkan setiap hari dan membuatku tersenyum. Aku menoleh ke sumber suara. Nanda! Ia berdiri di sebelahku. Aku kemudian memalingkan wajahku.
                “Ini orange juicenya,” aku mengambil minumanku dan kemudian pergi. Jantungku masih berdegup sangat kencang. Aku berjalan sangat cepat sambil mencari Devi. Terlalu banyak manusia disini. “Dinda! Di cariin Devi tuh tadi,” kata Dimas saat aku berpapasan dengannya.
                “Dia sekarang dimana?” tanyaku.
                “Gatau deh, tadi dia ke arah bazar makanan situ deh. Eh itu dia!” Dimas langsung menunjuk ke arah Devi yang memegang handphonenya. “Thanks Dim!” kataku kemudian menghampiri Devi.
                “Devi! Kemana aja lo?” tanyaku saat sudah bertemu Devi.
                “Tadi abis ke backstage hehe maaf yaa. Eh bentar lagi Nanda perform tuh, buruan gih ke depan,” Devi mendorongku melewati kerumunan manusia yang memadati depan panggung.
                “Dev, gue mau ngo…..”
                “Aduh Din, nanti dulu aja deh,” ia terus mendorongku hingga aku tepat berada di baris pertama. Nanda menaiki panggung dengan membawa gitarnya. Kemudian ia mencari posisi yang nyaman. Ia memetikkan senar gitarnya, menyanyikan lagu Dia milik Maliq & D’ Essentials. Aku memotretnya dari sejak awal dia naik panggung. Ia hanya menyanyikan 1 lagu saja. Saat ia sudah turun dari panggung, aku masih diam mematung di depan panggung.
                “Din, beli minum yuk,” ajak Devi, ia menggeretku keluar dari kerumunan.
                “Dev, gue tunggu disini aja ya, males masuk nih,” kataku.
                “Oke,” Devi meninggalkanku. Aku duduk di depan pintu masuk bazar yang telah di sediakan. Aku melihat beberapa foto Nanda yang berhasil aku ambil tadi.
                “Foto lo bagus,” seseorang tiba-tiba berbicara dari belakangku, itu suaranya Nanda. Aku menoleh. Benar! Itu Nanda! Jantungku berdegup sangat kencang.
                “Boleh gue duduk sini?” tanyanya. Aku hanya mengangguk. Aku tidak bisa berkata apa-apa. Mulutku terasa seperti terkunci rapat.
                “Terimakasih ya supportnya lewat askfm tadi,” aku terkejut. “Gue tau, lo yang pake nama Puput itu,” lanjutnya. Aku menelan ludah.
                “Eng…gimana bisa tau?” aku sangat takut kali ini.
                “Panjang ceritanya, kapan-kapan gue kasih tau deh. Anyway, boleh minta fotonya ga?”
                “Boleh kok hehe, nanti gue kirim lewat Line lo aja ya hehe,”
                “Okay, ID gue udah ada di bio askfm kok. Yaudah, gue tinggal dulu ya. Thanks Din!” Nanda kemudian pergi meninggalkanku. Aku masih penasaran bagaimana dia bisa tau bahwa aku adalah Puput yang sering menyemangatinya lewat askfm? Ah entahlah. Yang jelas kali ini aku sangat senang. Perjuangan menjadi penggemar rahasiaku sudah berakhir. Rasanya lega ia sudah tahu tanpa aku mengakuinya.


Tuesday, November 25, 2014

Care = Hurt

"You never realize how much you like someone until you watch them like someone else." -unknown

I cared too much.
Emang bener ya kata quotes-quotes yang sering muncul di tumblr sama weheartit yang bilang "care too much, you will get hurt"
And now, I'm hurt.

Sebenernya suka banget jadi pendengar setia curhatannya banyak orang.
Tapi lama-lama capek.
Apalagi pas yang curhat doi.
Coba lo bayangin. Gimana rasanya jadi gue yang sering dengerin curhatannya dia tentang mantannya padahal lo suka sama dia?
Sometimes, I just wanna tell that I love him more than his ex.
Apadaya, gue engga bisa.
Jadi gue cuma berusaha 'engga ada apa apa' ke dia pas dia curhat, padahal itu hurt me so damn.

Pernah waktu itu dia curhat. Waktu itu gue abis ulangan fisika, lagi sumpek-sumpeknya. Terus buka hape, ada sms dari doi. Curhat tentang mantannya.
Gatau kenapa waktu itu gue langsung narik temen sebangku gue waktu itu buat balik ke tempat duduk.
Waktu itu dada gue sesek banget.
Gue emosi.
Gue kesel.
Gue sakit.
Gue pengen marah.
Apadaya, gue ga bisa marah. Setiap mau marah, pasti nangis.
Alhasil, gue nangis di temen gue.
Mukulin temen gue karena gue kesel. Untung dia gapapa hehe.
Waktu itu gue bener-bener capek.

Dan...
Yasudahlah, maaf akhir-akhir ini gue suka curhat di blog hehe.

"Fallin love is easy, but make someone love you back is hard." -unknown

Friday, November 14, 2014

Stranger

Hai, lagi bete gara-gara si anu ngga sms dari kemarin.
Eh sebenernya sms gue yang ngga dibales sih, sucks, kangen men.
Jadi daritadi kerjaannya cuma liatin hape, buka askfm, path, instagram, twitter, sama weheart it. 
Serius, gue ngga boong.
.
.
.
Sampai akhirnya, gue buka album.
Dari foto jadul, sampe sekarang.
Baca-bacain screencapture yang bikin kangen sama yang dulu, hehe.

Akhirnya sampai di Oktober.
Dan gue sadar kalo gue sama dia udah temenan selama setahun.
Panggil saja Anon.
Gue ga pernah temenan selama itu sama orang yang awalnya bener-bener "stranger" buat gue.
Sama orang yang awalnya maya, jauh, dan ngga jelas.

Omegle.
Iya, pertama ketemu di omegle.
Sekitar jam 9-10 malem lah.
Waktu itu gue lagi gabut, pikirain kacau, galau, yaudah gitu deh ngga jelas.
And we met.
Ngomongin hal-hal yang aneh dan ngga penting.
Sampai akhirnya dia minta id line gue, karena dia mau pamit sholat isya' sebentar.
Akhirnya gue kasih.
Karena gue orangnya ngga suka nunggu, jadi gue disconnect dan kemudian tidur.

Besok pagi, gue liat hape, ada message dari Anon.
Dia bilang "kok dc sih? kan udah bilang sholat sebentar" terus ternyata dia missedcall juga hehe.
Akhirnya sejak saat itu kita chat terus setiap hari.
Kita banyak cerita gituu, kadang lewat telfon juga hehe.

Akhir Februari 2014.
Waktu itu gue lagi lomba foto dan itu panas banget.
Akhirnya pas istirahat dhuhur, gue buka hape. And he said "Alhamdulillah gue keterima di P*** (politeknik di kota gue)" dan gue seneng soalnya jarak kita berkurang haha.

Juni, 2014.
Dia kesini, kalo ngga salah sih tes kesehatan atau apalah gue lupa.
Tesnya cuman sehari, tapi dia disini seminggu. Akhirnya dia ngajak gue main.
Serius, gue takut. Bayangin deh orang asing ngajak lo main. Kan udah banyak tuh penculikan sama orang yang baru dikenal dari dunia maya.
Akhirnya gue beralasan sakit.
Tapi beneran sakit kok, badan gue panas dan sedikit pusing gara-gara nervous.
Tapi dia tetep maksa buat ketemu. Sampe dia bilang mau ijin ke mama gue.
Akhirnya gue memutuskan buat ketemu dia di deket rumah gue. Tapi gue ditemenin sama 2 temen gue hehe. Dan ternyata anaknya baik kok, ngga macem-macem hehe.
.
.
.
Jadi, ya gitu deh. From stranger, become a friend. 
Kita udah ngga pernah ketemu lagi sih soalnya sama-sama sibuk.
Tapi ya kadang masih chat gitu.
Dan ini pertamakali gue kenal sama stranger, ketemu sama stranger, dan akhirnya temenan selama setaun (semoga lebih) sama stranger.
Hehe.

Wednesday, November 5, 2014

Fangirl

Have you ever fall in love with your idol?
Gue pernah.
Serius.
Tanyain aja sama temen-temen sekelas pas gue SMP.
Crazy right?

Awalnya gue biasa aja, malah pas SD gue ga tau siapa dia.
Tau aja pas temen SD gue bilang kalo dia ngefans sama dia.
Dan akhirnya gue tau, tau aja sih, ga lebih.

Timeflies.
Gatau kenapa gue bisa follow twitter dia, terus sering iseng jbjbin tweetsnya dia.
Dan akhirnya gue iseng juga minta followback ke dia.
Ternyata...dia ngefollowback gue.
Gue makin sering jbjbin dia hahaha.

Selasa, 16 Oktober 2012.
Pas jadwal kelas gue olahraga tapi gue gaikut gara-gara masalah "kaki" gue. Olahraga di SMP gue tuh jam setengah 6. Jadi ya abis gue absen, gue tinggal ke kelas. Tidur dikelas.
Nah, pas temen-temen gue udah pada kelar olahraga, sekitar jam 7an, gue bangun.
Gue bukain twitter sama bbm. Scroll, scroll, scroll. Dan akhirnya gue nemu tweetnya dia.
Intinya dia lagi nyari siapa yang jual fish eye.
Iseng gue muncul lagi. Karena temen gue, Ichub, jualan fisheye, gue bilang "temen gue bang".
Gue tinggalin hape gue, terus ngobrol sama temen-temen gue.
Beberapa menit kemudian gue dapet mention dari dia. Isinya "cek dm dek".
Kebiasaan gue kalo udah seneng banget suka langsung mendadak teriak, temen sekelas gue juga udah tau kebiasaan gue itu haha.

Akhirnya kita dm-dman.
Karena gue sekolah, dan saat itu gue kelas 9, jadi gue fokus dulu ke pelajaran hehe.
Dia nge-dm gue banyak banget gara-gara gue lama balesnya. Sampe yang terakhir, dia bilang "gini aja deh, invite pin kakak 2*******" gue invite deh pinnya.
Kan hapenya gue tinggal lagi, ternyata dia ngechat gitu.
Udah banyak tuh chatnya seharian, akhirnya dia fix beli fisheye di temen gue, tapi lewat gue haha.

Ya tau lah gimana kehidupan kelas 9 yang mau ngadepin unas?
Pas waktu itu juga kelas gue lagi sibuk banget nyari yayasan aqiqah. 
Hari rabu, pas gue baru pulang sekolah, dia ngechat gue lagi nanyain barangnya udah dikirim apa belum. Oh ya, dia manggil gue 'dek' haha. Padahal tuh ya waktu itu gue nyampe rumah pas maghrib, terus dapet chat dari dia. Haha seneng sih. Gue tanya ke Ichub, ternyata belum. Yaudah sih, gue bilang aja.

Besoknya, gue nemenin kelompoknya Ichub ke yayasan aqiqah yang gue tau. Kebetulan pas SD gue pernah kesana. Terus pas udah capek-capeknya, dia ngehcat lagi, meskipun agak ngeselin sih.
Nah, hari Jumat, pas lagi ada acara bersih-bersih kelas, dia ngechat gue lagi. Kali ini lebih ngeselin dari yang sebelumnya hehe.
Gue bilang deh ke Ichub, akhirnya dia ngirim pas pulang sekolah.
Nah, kemungkinan kan barangnya sampe tuh hari Senin, tapi ternyata pas Sabtu dia ngechat gue "dek, barangnya sudah sampai. abang kaget" gue langsung senyam senyum sendiri di anterjemput kaya orang gila haha.
Yaudah deh, abis itu gue udah gapernah chat lagi sama dia. Sedih sih.

Gara-gara dia sering ngechat gitu, akhirnya gue ya.....gitu deh.
Beberapa minggu kemudian, gue liat dia udah jadian sama temen seprofesinya dia.
Pernah waktu itu gue liat pacarnya di tv, langsung deh gue matiin tvnya hehe. Rasanya nyesek.
Waktu itu gue sadar kalo gue ga mungkin sama dia.
I'm just his fan and he is an idol.
Impossible, I think.
Meskipun gue pernah deket sama dia, meskipun gue kenal sama adeknya, meskipun gue tau alamatnya, meskipun gue tau nomer nyokapnya, tapi ya sama aja. Gue cuma fansnya dia.hehe.
Ichub sama temen gue satunya, Sonia, tuh tau. Jadi mereka tuh jadi tempat curhat gitu deh. Hehe baik yaa.

Beberapa minggu kemudiannya lagi, dia ulangtahun. Gue sengaja bikin pict gitu terus gue jadiin dp. Terus adeknya dia juga pake. Gue ngucapin biasa sih. Terus dianya bales "thankyou Amanda, I appreciate you remembered." gitu doang. Dia ga manggil gue 'dek' lagi. Sedih.
Terus gue ngetweet "yes, foto yang gue bikin dipake adeknya bang *blablabla*" terus dia jbjb gitu, padahal gue ga mention dia haha. Dia bilang "thankyou yaa, fotonya keren" alhasil gue gagal moveon. Tapi sekarang sudah kok hehe.

Beberapa bulan kemudian, gue ngeadd path dia. Terus di accept deh hehe. Dia pernah nge-love beberapa moments gue hehe.

Tahun lalu gue juga masih ngucapin ulangtahun ke dia pake foto lewat path, soalnya pin sama twitternya dia udah ga aktif. Alhamdulillah dibales, dan dia masih inget gue.
Tahun ini gue bakal ngucapin lagi kok, mungkin dengan cara yang berbeda:)

Friday, September 12, 2014

Back

            “Halo?” sapanya di seberang sana. Aku masih terdiam. Banyak hal yang ingin ku katakan, tapi mulutku masih menutup rapat.
            “Kei? Are you okay?” dia bertanya lagi. Air mataku menetes.
            Dia mendengar tangisanku, “don’t cry. Tell me, what happened?”
            “I’m tired, of everything,” akhirnya mulutku terbuka.
            “What you want?” ia bertanya lagi.
            “You. I need you here, Dam,” aku terisak. Aku tidak mendengar apa yang ia katakan padaku diseberang sana.
            “I’ll be there on Friday. Okay? I promise,” Adam meyakinkanku.
Kami sudah berpisah selama hampir 9 bulan, tapi hubungan kami masih baik. Alasan kami berpisah pada waktu itu adalah, ia akan fokus dengan ujian akhirnya. Memang, itu alasan terlalu basi.
            Sekarang, ia kuliah di salah satu kampus ternama di Bandung. Namun kami masih berhubungan baik. Sebagai adik-kakak.
***
            Kami sudah duduk di meja dekat jendela di salah satu café selama setengah jam. Aku sudah menceritakan banyak hal.
            “I’m feeling empty, Dam. Feel nothing,” kataku melanjutkan. Aku sama sekali tidak menangis di hadapannya. Sejak dulu, aku memang tidak pernah menangis di depannya.
            “Kei, I wanna tell you something,” aku menatap Adam. Matanya yang tajam dan senyumnya yang tegas selalu berhasil membuatku jatuh cinta lagi padanya.
            “Apa?” tanyaku, masih menatapnya.
            “Can we back?” katanya. Aku menatapnya lebih dalam lagi. Melihat apakah ada kebohongan di dalamnya.
            “Aku serius, Kei,” Adam melanjutkan kata-katanya. Mungkin ia tau apa pertanyaan dalam pikiranku.
            “Long distance relationship?” aku bertanya. Aku selalu ragu dengan hubungan jarak jauh.
            “I’ll trust you, please trust me. I love you and I’ll never leave you alone,” Adam terus meyakinkanku.
            “But you’ll leave me.  Kamu engga bakal ada di samping aku terus, Dam. Kita bakal LDR,” jelasku.
            “Tapi aku bakal ada waktu kamu butuh aku, Kei. Waktu kamu down, waktu kamu stress, waktu kamu capek, aku bakal ada buat kamu kapanpun kamu butuh aku,” Adam masih berusaha meyakinkanku. Aku yang masih menyimpan perasaan kepada Adam masih terus berfikir.

            “Dam, we can back. I still love you 'till now even when we broke up,” aku menatap Adam lalu tersenyum. Adam juga menatapku dengan tatapan yang selama ini aku rindukan saat ia jauh. Dan kami kembali.

Tuesday, August 19, 2014

Let Me Be

                Jihan yang baru saja meletakkan tasnya di lantai langsung membanting dirinya ke kasur. Ujian nasional hari terakhir membuatnya sangat membuatnya pusing dengan rumus-rumus fisika. Namun terasa lega saat sudah menyelesaikannya, meskipun masih sangat deg-degan menunggu hasilnya. Tiba-tiba handphone Jihan berbunyi.  Ternyata ada pesan.
“Han, how’s your test?” tanya Oka. Laki-laki yang sudah menjadi teman penanya selama 3 tahun itu hampir setiap hari meramaikan ponselnya. Meskipun mereka sebelumnya belum pernah bertemu, tapi mereka sudah sangat dekat. Mereka mempunyai banyak kesamaan, salah satunya travelling dan fotografi. Maka dari itu, mereka bisa semakin dekat. “Great. I got headache cause Physic. How bout you?” Jihan membalas pesan Oka. Tanpa menunggu lama, Oka sudah membalas pesan Jihan. “Gue lumayan. Ada yang gue bisa, ada yang ngasal juga.”
“Berdoa aja, Ka. Semoga hasilnya memuaskan.  Gue degdegan sama SNMPTN gue nih. Semoga kita bisa satu kampus ya haha,” Jihan dan Oka memang mendaftar di perguruan tinggi negeri dan fakultas yang sama sebagai pilihan pertama. Ini sebuah kebetulan, karena keduanya tidak pernah memberi tahu sebelum mereka mendaftar.
“Amin, Han. Nanti kita hunting foto bareng ya, terus ngebolang kemana-mana,” jawab Oka.
“Tapi jangan apa-apain gue. Jangan culik gue, jangan bunuh gue,”
“Gue ga sejahat itu, Han. Anyway, bentar lagi gue bakalan pisah sama crush gue dong?” Oka memang sudah hampir 2 tahun menyukai adik kelasnya yang bernama Sarah itu. Oka sering meminta saran kepada Jihan untuk mendekati Sarah. Tapi ia selalu tidak berani.
“Emmm yeah. Tapi kalian masih bisa komunikasi kan? Jarak itu ga ada apa-apanya kalo lo udah sayang sama dia,”
“Gue sih sayang, dianya? Kenal sama gue aja engga. Ya mungkin cuma tau nama gue,”
“Makanya kenalan Oka. Masa lo ga berani sih?”
“Engga. Lo tau kan gue takut banget sama cewe? Gue udah bilang berapa kali sih ke lo?” Oka memang takut jika berhadapan sama cewek. Ia selalu merasa gugup. Katanya, cewek itu aneh dan mengerikan. Entah dilihat dari sisi sebelah mana.
“Berarti lo takut sama gue dong kalo nanti kita satu kampus?” tanya Jihan.
“Hahaha mana gue tau, emang lo cewek?” Oka tau bahwa Jihan bukan cewek yang feminim. Ia tidak bisa berdandan seperti cewek biasanya, kulitnya tidak terlalu putih, ia juga tidak terlalu tinggi.
“Iyalah gue cewe,” jawab Jihan
***
                Pengumuman SNMPTN tiba. Ia tidak memberi tau Jihan ia diterima di PTN pilihannya atau tidak. “Nanti kalo gue udah daftar ulang baru gue bilang ke lo, ini belum fix Han,” katanya waktu pengumuman SNMPTN sudah keluar.
                Namun, pada saat daftar ulang, ternyata Oka juga masuk di PTN yang sama dengan Jihan. “Jihan!” teriaknya di parkiran kampus sambil berjalan kearah Jihan saat ia menunggu jemputan kakaknya.  “Oka?” itu pertama kalinya mereka bertemu selama mereka berteman. Akhirnya mereka mengunjungi café dekat kampus untuk menimkati makan siang.
                “Let me guess, lo pasti mau pesen ice matcha latte kan?” tebak Oka saat mereka membuka daftar menu yang diberikan pelayan. Jihan mengangguk.
                “Ice matcha latte dua, chicken cordon bleu satu, lo apa Han?”
                “Sama roast chicken breast mbak,” kata Jihan pada pelayan yang mencatat pesanan mereka.
                “Oke saya ulang ya kak, makannya chicken cordon bleu satu, roast chicken breastnya satu. Minumnya ice matcha latte dua, ada apa lagi kak?” ulang pelayan tersebut.
                “Engga mbak itu aja,” Jihan menjawab.
                “Baiklah,” pelayan itu pun pergi meninggalkan mereka berdua. Jihan dan Oka duduk di meja pojok dekat jendela, sehingga mereka bisa lebih leluasa berbincang tanpa takut ada orang mendengar.
                Mereka berbincang tentang banyak hal. Mulai dari hobi mereka yang kebetulan sama hingga urusan percintaan mereka.
                “Lo kok ga nyusul si Aldry kuliah di Surabaya?” tanya Oka, saat mereka membahas masalah percintaan mereka. Aldry adalah kakak kelas Jihan yang ia sukai sewaktu SMA.
                “Haha, nope. Gue lebih nyaman disini kayanya daripada harus pindah jauh ke Surabaya,” jawab Jihan ringan. Pembicaraan mereka terputus karena pelayan sudah mengantarkan makanan mereka. “Makan dulu yuk,” ajak Jihan. Mereka asik menikmati makan siang mereka.
                “Han, lo udah ga suka lagi sama Aldry?” tanya Oka tiba-tiba.
                “Engga, kenapa?” “Engga apa-apa sih,” mereka pun melanjutkan makan siang mereka yang belum selesai.
                Setelah makan siang mereka selesai, mereka melanjutkan perbincangan mereka lagi.
                “Lo ngekos dimana, Ka?” tanya Jihan. “Belum dapet, bantuin cari dong. Nginep dirumah lo juga gapapa deh, gue bayar,” Jihat mengernyitkan dahi. “Bercanda, Han” Oka tersenyum jahil menatap Jihan. Mereka diam lagi, Jihan menikmati sisa-sisa ice matcha latte yang ia pesan. Tiba-tiba ponselnya berbunyi, “Halo? Iya kak? Masih lunch sama temen nih. Kakak engga bisa jemput? Yaudah aku panggil taksi aja, oke bye,” Jihan menutup telfonnya.
                “Siapa?” tanya Oka, penasaran. “Kakak gue, dia engga bisa jemput katanya. Bentar y ague telfon taksi dulu,” Jihan menjawab. “Engga usah, Han. Gue anterin aja, gue bawa mobil saudara gue tadi kesini,” kata Oka. Jihan masih mempertimbangkannya. “Hmm okay, tapi jangan culik gue ya!” “Selow kali mbak haha, sekalian gue mau mampir rumah lo ya? Mau kenalan sama calon mertua gue,” Jihan yang sedang minum langsung tersedak.
                “Apa?” Jihan masih tidak percaya apa yang barusan di dengarnya.
                “Han, gue suka sama lo. Gue udah niat banget kalo kita ketemu pas daftar ulang, gue mau bilang perasaan gue ke lo,” Oka menjelaskan.
                “Sarah?” tanya Jihan.
                “Gue udah lama move on dari Sarah, Han. Gue nyaman sama lo, dulu emang lo temen curhat terbaik gue. Sekarang gue punya perasaan lebih dari itu. Let me be your everything,” Oka menanyakan lagi.
                “Hmm okay,” jawab Jihan, ia tersenyum.
                “Yes, yaudah gue anterin lo pulang ya. Boleh mampir kan buat ketemu calon mertua?” Oka tersenyum jahil lalu berdiri. Jihan ikut berdiri lalu memukul lengan Oka.
                “Yaudah yuk, cuman ada mama doang tapi dirumah,” kata Jihan sambil melangkah ke arah pintu keluar.
                “Engga apa-apa, kan doa ibu yang paling ampuh hehe. Siapa tau kita langsung disuruh nikah,”
                “Oka ih,” Jihan kembali memukul lengan Oka.

Wednesday, July 2, 2014

Arema City

Heyo! Maaf baru ngepost lagi soalnya akhir-akhir ini lebih mood bikin draft yang isinya random huhu. Trip ini sebenernya udah minggu lalu, hari Selasa, 23 Juni 2014. Waktu itu mau ngepost tapi ga mood,jadi baru di post sekarang deh hehe.
Jadi, Selasa pagi gue sama temen-temen gue ngumpul di Stasiun Gedangan. Kita naik kereta ekonomi jam 5.10 WIB.


Kita nyampe Stasiun Kota Baru Malang sekitar jam 07.30 WIB. Abis kita keluar stasiun langsung nyari angkot buat ke Mie Pangsit Dempo. Pas nyampe disana, belum pada buka haha. Ada 2 tempat sih yang udah siap-siap. Yang satu pas ditanya, eh jawabannya sewot. Akhirnya gue memutuskan buat ke tempat yang satunya. Masnya welcome sekali, langsung nyuruh kita duduk hehe. 


Es Durian

Es Mocca
Nah ada yang lucu. Pas ditanyain mie pangsitnya mau kering atau basah, gue jawab "nyemek, mas" dan muka masnya langsung heran gitu. Yakali gue kan bukan yang pertamakali kesono, jadi tau kebiasaan orang mesen kayak gimana hehe. Fyi, nyemek itu berarti ga terlalu basah, juga ga terlalu kering.
Abis dari Dempo, niatnya kita mau ke Burger Buto. Tapi kita jalan-jalan dulu di Universitas Brawijaya. Jadi kita naik angkot ke UB.
Akhirnya kita duduk-duduk di UB, ngeliatin mas-mbak yang sibuk belajar buat UAS waktu itu. Kita juga minjem toiletnya FEB UB haha.
Keluar UB, kita jalan di sekitar Jl. Soekarno-Hatta. Kita udah bingung mau kemana lagi soalnya masih kepagian. Akhirnya kita jalan terus dan nemu warung atau cafe yang penuh sama mahasiswa lagi sarapan. Kita cuma mesen minum soalnya kita masih kenyang. Yaa harganya cukup murah buat kantong pelajar&mahasiswa sih hehe.


Abis dari warung yang gue gatau namanya, kita berniat buat ke Burger Buto. Ternyata masih belum buka. Akhirnya kita jalan-jalan terus duduk di taman. Pas Dhuhur, kita langsung ke langgar deket situ. Sepi bagnet langgarnya. Abis sholat baru kita ke Burger Buto. 
Waktu itu udah rame banget. Yaa tempatnya lumayan lah, tapi gara-gara ramenya itu jadi kurang recommended buat nongkrong. Kita mesen burger yang panjang, gue lupa namanya apa-_-




Kita ga lama-lama di Burger Buto soalnya kasian sama yang masih ngantri meja hehe. Abis dari Burger Buto kita ke HD'R Comic Cafe. Gue kan nanya angkot ke tukang parkirnya Burger Buto, abis itu langsung dicariin angkot sama dibantuin nyebrang jalan. Angkotnya udah penuh banget. Mana ada 2 nenek-nenek yang suka marah-marah gitu. Serem. Di angkot juga ada 2 bule cewe sama 1 tourguidenya. Gue iseng aja dengerin percakapan mereka, kebetulan gue duduk di depan mbak bulenya. Pas kita mau turun, nenek-neneknya marah-marah lagi. Padahal kita ga ngapa-ngapain, di angkot juga diem mulu gara-gara kita semua kejepit, apalagi gue.
Pas ke HD'R, ternyata baru buka. Tapi tetep dibolehin masuk sama mbaknya. Dan ternyata cafe itu punya temennya tante gue. Gue udah tau sebelum gue kesana sih, tapi gue ga bilang haha. Kita memutuskan duduk di atas. Tempatnya asik buat nongkrong gitu. Pelayanannya juga bagus. Minumannya unik-unik hehe.






Omelette Tuna
Nama minumannya unik-unik. Tapi gue lupa namanya. Ohya, omelette tuna-nya enak banget! Pengen nambah tapi udah kenyang huhu. 
Abis dari HD'R kita balik ke stasiun. Keretanya jam 5 kalo ga salah. Sayangnya sebelum jam 16.30 WIB kita gaboleh masuk. Akhirnya kita duduk-duduk di taman seberangnya stasiun. Disana kita ketemu bocah-bocah yang super gemesin. Ada Eca, dia kalo udah gue pangku gamau turun hahaha. 

Eca yang pake baju oranye
Dan akhirnya kita balik ke stasiun dan......PULANG YEEEE!!!
Rate travelling kali ini ga seberapa seru, tapi ga buruk amat. Jadi ya...biasa aja hehe. Kita ga naik taksi atau mobil pribadi. Kebanyakan sih jalan, sisanya angkot hehe.
See ya on my next trip!



Nungguin Kereta

Thursday, June 12, 2014

Kebun Binatang Surabaya

Hari ini gue bolos! Ya abisnya disekolah udah ga ada kerjaan huft.
Alhasil gue milih dirumah bantuin ngepel hahaha. Nah pas pagi tuh diajak GTC main ke KBS buat nemenin Robbi hunting foto. 
Oh ya tau GTC ga? Nah GTC itu singkatan dari Gengges Tengsin Chin. Itu cuman grup biasa sih buat chat doang. Anggotanya ada gue, Fanny, Arvin, Robbi sama Aldy. Kita tuh udah temen dari TK, kecuali Arvin. Terus gara-gara Mimi Cup, akhirnya ada Arvin juga hehe.
Tapi tadi pas ke KBSnya Aldy ga ikut hiks. 
KBS emang beda sama yang dulu. Terakhir gue ke KBS tuh pas TK dan masih bagus. Sekarang? Aduh...kalian kesana sendiri aja ya biar tau.
So...ini dia foto-fotonya!



Kasian ya kolam buaya-nya ada sampah botol susu:(



Wednesday, June 11, 2014

Hello, June!

Haalooooooo!!!
Lama ya ga ngepost apa-apa di blog. Lama juga ga nulis cerpen huhu. Lama juga ga ngepost foto soalnya udah gapernah hunting lagi.
Tapi insyaAllah itu hanya sesaat kok. Karena terhalang kesibukan sekolah, jadinya ga bisa ngejalanin hobi deh. Sekolah memang keras guys.
Anyway, bukannya gue ga pernah buka blog lagi. Gue masih sering nulis draft kok hehe. Ya curhat-curhat gitu. But I'm sorry I can't tell you.
Karena sekarang UKK dan kesibukan gue udah selesai, gue mau "berkutat" sama hobi gue. Gue udah jenuh sama sekolah hehe.
Oh ya, bentar lagi gue mau kelas 11! Seneng sih soalnya makin deket sama kelulusan (masih 2 tahun lagi sih ya), tapi ada sedihnya juga. Moodbooster disekolah udah ga ada hiks. Tapi mau ga mau harus semangat sekolah dong hehe:-)
Terus apa lagi ya...ah pokoknya tunggu aja gue bentar lagi bakal post foto liburan gue sama temen-temen gue tercinta.
Okay, selamat menunaikan ibadah Puasa dan nonton Piala Dunia ya!:-)
Ini foto hasil kesibukan gue. Ignore my face.

Tugas Biologi
Tugas Prakarya

Monday, March 10, 2014

#2

When you have 2 choices, Love or Be loved, which one do you choose?
Gue rasa kebanyakan orang bakalan milih dicintai, right?
Tapi apa lo tega bikin orang yang sayang sama lo sakit karena lo sayang orang lain?

Now, I wanna tell my story. Sebenernya ini bagian dari sedikit curhat gue.
Just call him Blue and Mountain. They're older than me. Blue is a college student and Mountain is 12th grade. We're just "socmed friend". Okay, that's not important-_-

Gue deket sama dua-duanya. Ya like brother and sister kayak kebanyakan orang gitu. Awalnya, gue sama sekali emang bener-bener nganggep mereka kayak kakak gue. Blue sama Mountain juga sering curhat ke gue tentang banyak hal. Termasuk soal cewe.
Abis kenal sekitar 2-3 bulan, Blue sama Mountain udah berani nelfon gue. Tapi ya pake skype atau line gitu. I don't give my number to him haha. Yang sering nelfon itu Mountain. Mulai dia curhat ga jelas, nyanyi ga jelas, kadang dia galau sendiri gitu sambil nyanyi lagu melow. Kalo Blue, selama gue kenal baru 2 kali nelfon.
Emang sih, kalo yang sering chat gitu si Mountain, kalo Blue cuma kalo kebetulan kita sama-sama online skype.

Dan akhirnya, ketika udah 4 bulan kenal...
Witing tresno jalaran soko kulino
Yeah. Bohong banget kalo cowo sama cewe cuma temen deket tanpa ada rasa.

Beberapa hari setelah ulang tahun gue, waktu gue sama Blue kebetulan online skype,
He told me that he loves me. I'm shocked. I don't know what should I do.
Honestly, I don't love him. I love someone else. (If you know who I mean)
I told him to move on, but he won't.
I told him to block my skype, but he don't do that until now.
I told him if in his college, there are so many beautiful girl and better than me, but he still want me.
And when I said I can't love him for the second time, he just said "Hopefully you do not feel what I feel, it's too hurt. Bye"
Okay, everything was finished. Me and Blue, we're like stranger with some memories.
But sometimes I need him. Gue butuh cerita ke dia. Gue kangen sama semua nasehat dia.
But if I keep relation with him, it can be he still love me although I'm not.
I made ​​the decision, I have to accept the consequences.
I let someone who love me to go. I don't wanna hurt him anymore.
So, I hope he is happy with his life without me.

Wednesday, February 19, 2014

16!


Hai! long time no post something on this blog yaa. Sebenernya gue ga tau mau ngepost apa. Tapi sekarang gue mau pamer kalo gue udah makin tua. Gue udah ga 15 tahun lagi. Padahal nih ya, menurut gue umur 15 itu hal yang paling menyenangkan.
Gue menghabiskan umur 15 gue (Sabtu, 15 Februari 2014) sama 2 temen SMP gue. Kita nonton Robocop di biskop kesayangan kita. Ceritanya keren abis, man!


16 Februari 2014! Fix umur gue nambah-_- 
Nothing special sih. Cuman senengnya nih gue ga dikerjain atau dipalakin temen gue soalnya pas hari Minggu.
17 Februari 2014,
Gue ngajakin makan temen-temen deket gue. Dan gue mulai curiga sama Fanny yang mendadak aneh kayak kesurupan setan. Pas makan-makan, semuanya dugaan gue bener! Gue dikerjain. Ditepungin, di guyur pake kopi, pake teh, di lumurin krim kue tart yang dibeli Fanny. Alhasil waktu itu kita jadi pusat perhatian orang-orang yang lewat.



Fyi, penderitaan gue tidak sampai disini saja. Hari ini (19 Februari 2014) gue kena lagi. Pas gue mau pulang sekolah gue di guyur pake tepung sama kopi lagi di depan aula (lokasinya di deket pintu gerbang). Please guys, I know I love coffee, but not like this-_-
Dan lo tau apa yang terjadi? Seluruh anak sekolahan yang mau pulang ngeliatin. Kali ini gue lebih malu dari guyuran sebelumnya. But, why always me? I'm not the only student in the class who celebrate her birthday on February-_-
But, thanks for all wishes, gift and surprise guys! I love you! :*

From Sonia Saviana