“Kita udah gak bisa
lagi. Kalo dipaksa, kasian kamunya. Aku gak mau nyakitin kamu.”
Cinta memang membuat semua orang
bahagia. Tapi setelah cinta itu pergi, orang akan berpikir jika cinta itu
menyakitkan. Sebagian orang juga berpikir kalau cinta hanya manis diawal, namun
berakhir pahit.
Cinta juga tidak bisa dipaksa. Jika
dipaksa, akan menyakitkan. Maka dari itu, aku terima saja apa keputusan dia.
Kadang, aku belum mengerti apa definisi sebenarnya untuk
cinta.
***
Aku
masih ingat waktu itu. Malam itu hujan turun. Udara menjadi dingin namun aku
tetap duduk di balkon sambil menyeruput coklat panasku. Aku masih menunggu
sebuah pesan dari seseorang. Seharian ini dia belum mengirimkan satu pesan pun
untukku.
Leo
namanya. Mahasiswa ekonomi di salah satu universitas negeri di Surabaya. Dulu
kami satu sekolah. Umur kami beda dua tahun.
Ia
kapten tim basket sekolah dulu. Jadi jelas saja, banyak cewek-cewek yang
mengidolakannya. Termasuk aku. Aku termasuk cewek yang paling beruntung, aku
bisa mendapatkan hatinya tanpa bersusah payah. Karena Leo yang memulai semua
ini, Leo yang memulai PDKT kami hingga semua berakhir seperti ini.
***
3
Oktober 2010, hari itu hari Sabtu. Leo mendadak mengajakku pergi nonton di
salah satu mall di Jakarta. Pukul 10 pagi, ia sudah menjemputku dirumah dengan
sedan hitamnya. Film dimulai pukul 12 siang, setelah nonton kami menyempatkan
waktu untuk makan siang di foodcourt.
Saat
makan siang kami sudah selesai, kami masih memutuskan untuk ngobrol sebentar di
foodcourt, “Yas, gue punya penawaran bagus nih buat lo” kata Leo tiba-tiba.
Penawaran bagus? Kayak SPG yang lagi promosi aja.
“Penawaran bagus apaan?”
“Lo jadi pacar gue mau ga? Gue udah
terlanjur sayang sama lo nih, Yas”
Jadi pacar Leo? Jadi pacar seorang idola di sekolah? Aku tau
itu susah. Tapi aku juga sayang sama Leo.
“Serius
gak nih?” tanyaku, biasanya Leo suka bercanda.
“Serius
lah Yas, masa gue nembak cewek bohongan. Suer deh,” jari telunjuk dan tengah
tangan kanannya pun terangkat.
“Gue
mau” jawabku singkat. Sejak itu, kami resmi jadian.
Hubungan
kami semakin dekat. Hingga akhirnya, Leo lulus dari SMA dan harus melanjutkan
kuliah di Surabaya. Ia jarang ke Jakarta, paling hanya sebulan sekali. Kadang
tidak sama sekali. Aku yang sudah kelas 11 juga lebih sering fokus ke
pelajaran.
“Kirana
Saraswati, aku kangen sama kamu. Bulan ini aku gak bisa balik ke Jakarta, banyak
tugas dari dosen. Job aku juga full
disini. Maaf sayang,” sebuah pesan singkat dari Leo malam itu, sehari sebelum
kami merayakan anniversary yang ke 16
bulan.
“Iya
sayang, aku ngerti kok. Kamu hubungin aku aja, aku udah seneng. Kamu sih banyak
fansnya kalo lagi siaran, makanya deh banyak di pake hehe” balasku, sedikit
menghibur dia.
Leo
juga ada kerja sambilan disana, katanya untuk menambah uang jajan dan biar
tidak bengong aja di kos-an. Ia
bekerja sebagai penyiar di salah satu radio terkenal di Surabaya. Sesekali aku
mendengarkannya lewat streaming, cara
dia berbicara memang sangat asik. Dan dengar-dengar, ia sudah memiliki banyak
fans meskipun baru 2 bulan siaran.
***
Aku
masih duduk di balkon sambil menunggu kabar dari Leo. Seharian ini dia belum
mengabariku sama sekali. Hari ini tanggal 28 September 2012. Aku menatap
langit, masih mendung. Hujan memang sudah reda dari 15 menit yang lalu. Tapi
masih meninggalkan bau yang menenangkan.
Tiba-tiba
hapeku bergetar, ada telepon. Nama ‘Leo Adikusuma’ tertera disitu.
“Hey
Saras” sapanya, singkat. Kenapa dia memanggilku ‘Saras’? biasanya dia
memanggilku dengan sapaan ‘sayang’ atau ‘Ayas’.
“Hey Eyo..kangen
nih..” kataku pelan. Perasaanku tidak enak.
“Ras,
gue mau ngomong sesuatu,” katanya diseberang sana. Perasaanku semakin tidak
enak.
“Apa
Yo?” tanyaku.
“Kita
udah gak bisa lagi. Kalo dipaksa, kasian kamunya. Aku gak mau nyakitin kamu,”
kata Leo. Enggak bisa lagi? Enggak bisa apa?
“Gue
bosen LDR-an Ras, gue capek. LDR itu nyiksa. Mending kita udahan aja,” lanjut
Leo.
Dadaku
terasa sesak. Aku masih diam mematung. Tiba-tiba air mataku menetes. ‘SREEET’ aku menyedot ingusku yang mulai
keluar.
“Ras,
lo nangis? Maafin gue, Ras. Mungkin cowok-cowok yang ada di deket lo sekarang
bisa lebih baik dari gue. Misalnya sahabat lo, Mario. Dia lebih baik dari gue,
Ras. Dia bisa gantiin posisi gue jadi pacar lo,” jelas Leo, panjang lebar. Aku
masih diam tanpa kata.
“Ras…”
“Oh
oke. Gue ngerti kok, Yo. Makasih ya Yo buat selama ini. Makasih udah sayang
sama gue, makasih udah jaga gue. Mario? Dia gak bakal jadi pacar gue kayaknya
hehe,” aku masih terisak.
“Ras,
gue bisa jadi sahabat lo. Asal lo tau Ras, gue pernah denger Mario cerita sama
temennya dipinggir lapangan, dia suka sama lo, Ras. Dia sayang sama lo. Gue tau
dia lebih baik dari gue, Ras” kata Leo, meyakinkanku lagi.
“Liat
aja nanti kelanjutannya. Cerita hidup gue gak bisa diprediksi kayak
cerita-cerita ftv yang basi Yo, yang semuanya happy ending. Hidup punya banyak rahasia”
“Yaudah
deh, sekali lagi maafin gue ya Ras. Don’t
cry, gue selalu ada buat lo kok. Tapi status kita udah beda. Bye Ras, tidur sana. Jangan begadang,”
kata-kata Leo membuatku semakin menangis.
“Oke
bos Leo. Bye” kataku.
***
Dalam
hubungan itu ada 2 sayang. Jika salah satu sayang itu hilang, hubungan itu akan
menyakitkan bagi salah satu pihak.
Rasa sayang itu juga tidak bisa dipaksakan.
Leo
Adikusuma, aku masih sayang sama kamu. Harusnya hari ini kita anniversary yang ke 2 tahun. Happy failed anniversary…
No comments:
Post a Comment